
Mimin rindu menggengam tangan teman-teman saat kita berdoa bersama-sama.
Mendoakan pergumulan kita, sukacita, sahabat dan keluarga. Rindu sharing bersama, melalui firman Tuhan
dan pengalaman teman-teman PMKO. Rindu
bertepuk tangan dan memuji namaNya bersama.
Berdasarkan evaluasi LPJ pengurus, komunikasi menjadi
kendala terbesar dalam menjalankan program kerja. Tapi sebenarnya Komitmenlah
yang kurang dalam hati pengurus. Banyak yang menomorduakan komitmennya pada
PMKO. Perasaan merasa cukuplah yang membuat banyak tugas dan tanggung jawab
terbengkalai.
“Saya
cukup menghubungi pelayan, maka tugas saya selesai.”
“Saya
cukup menyebar sms maka tugas saya selesai.”
“Saya
cukup membuat struktur pengurus maka semuanya selesai”
“Yang
penting anggota saya menjalankan tugasnya, maka tugas saya beres.”
Pernahkah kita berpikir, bahwa bukan kata ‘tugas saya
selesai’ yang ingin didengar. Tapi bagaimana pengurus sama-sama bahu membahu
untuk menyelesaikan tugas bersama. Memajukan PMKO Fisip Unhas. Tiap divisi
duduk bersama, mencari solusi terhadap pergumulan yang dihadapi dan menjadikan
PMKO lebih baik. Tapi kesibukan masing-masing individu membuat hal itu mustahil
dilakukan. Satu persatu pengurus mulai tercerai berai dengan tetekbenge duniawi. Komitmen di awal
kepengurusan, mulai terkikis oleh deburan-deburan kesibukan.
Masih adakah secercah harapan?
Apakah komitmen itu masih mencuat dalam relung hati
yang dalam?
Mampukah pengurus menjalani detik-detik akhir
kepengurusan dengan amanah?
Menjalani sisa kepengurusan sekuat tenaga hingga tetes
darah penghabisan?
Kita lihat saja
Semangat buat pengurus dalam mengurus persekutuan kita tercinta :)
BalasHapusuyeeee \o/
makasi juga...mohon dukungan dan bantuannya
Hapusmasih ada kesempatan untuk teman2 pengurus u/ berbenah. saya pribadi berharap kalian bisa menuntaskan proker yang masih ada.dan maslah yang kalian hadapi ini adalah masalah klasik. tapi solusi dari teman2 yang tdk aktaktif dan cenderung monoton.masa jaman sudah berubah, solusinya itu - itu saja?
BalasHapusAmin...mimin yakin dalam Tuhan tidak ada yang mustahil..karena semuanya untuk kemulian dan kebesaranNya
HapusBukan seperti i2 ketika tdk ad ibdah dan jam doa i2 krn beberapa pertimbangan matang yg sdh dipikirkan terlebih dahulu,,,u/ ketidak satuan pengurus akhir2 ini kita perlu mengevaluasi diri sendiri...
BalasHapusSperti yg mimin katakan, tdk ckup ketika pengurus hanya menjalankan tgasnya lalu semua slesai, sy pun setuju. Tp.....
(sudahlah tdk smua dpt d jabarkan melalui kata2)
Begitu rupanya. .ketiadaan ibadah rupanya menjadi suatu pertimbangan...tapi kalo mimin boleh saran, mungkin di infokan alasan pertimbangannya, sehingga teman-teman yg lain bisa mengerti...(via sosmed mungkin)
Hapusiya mungkin terlalu bnyak kata-kata yg ingin terucap tapi sulit untuk dikatakan..semoga saja PMKO bisa jadi lebih baik...
Permasalahan dan berbagai kelemahan akan selalu ada di persekutuan kita ini, dari generasi ke generasi bahkan ternyata hingga saat ini. Saya tertarik dengan tulisan mimin yang kira-kira begini : "...tidak cukup ketika pengurus hanya menjalankan tugasnya lalu selesai".
BalasHapusSaya bisa ambil suatu kesimpulan bahwa pada kenyataannya pengurus sudah bekerja walau hanya sebatas divisi/seksi dan program kerja masing. Salahkah? Tidak juga, tapi perlu ada satu catatan bahwa kita ini adalah suatu organisasi yang bergerak dalam bidang PELAYANAN dimana kita tidak pernah berhitung tenaga dan pamrih.
Saya teringat sewaktu masih aktif kuliah dan di beri tanggungjawab sebagai KETUA PMKO FISIP UNHAS. Tugas itu sangat berat buat saya dengan segala tantangan yang kurang lebih sama seperti yang MIMIN sampaikan di blog ini. Tapi semua menjadi terasa sangat ringan dengan kerjasama team yang sangat kokoh walaupun orang-orang yang terlibat masih sebatas 4 L (Loe Lagi.. Loe Lagi). Hal itu benar-benar sangat saya syukuri. Kebayangkan bagaimana jadinya jikalau yang 4 L tadi tidak ada??? Hancur dunia.
Ditengah-tengah perjalanan kepengurusan, mulai kelihatan satu-persatu teman-teman terutama adik-adik mahasiswa baru pada waktu itu mulai merapat ke sekretariat. Saya merenung apa yang menjadi faktor penarik bagi mereka ini sehingga ikut bergabung? Ini jawaban dari hasil renungan saya :
1. Jadikan skretariat menjadi rumah sementara atau rumah singgah bagi setiap anggota.
2. Menyediakan fasilitas seadanya yang bisa menarik perhatian anggota lainnya antar lain : disamping sekretariat ada lapangan takraw dan bulutangkis, kompor masak bagi teman-teman yang pengen sekedar masak indomie dan buat kopi panas, papan catur, gitar Yamaha G-2000 (apakah masih ada atau tidak) dan lain sebagainya.
Hal-hal sederhana inilah yang menimbulkan rasa memiliki setiap anggota terhadap persekutuan kita ini. Tetaplah semangat teman-teman pengurus sekarang. Jalin komunikasi dengan senior-senior. Jangan pernah ragu untuk melakukan itu karena kita tidak pernah menenkankan senioritas di persekutuan kita ini. Saya pernah dapat SMS dari panitia JKP kalo gak salah. Kira-kira begini bunyi SMSnya :" Kami Panitia JKP mengadakan Bazar berupa benda rohani. Kalo kakak-kakak senior tertarik, silahkan hubungi nomor 081xxxxxxxx". Saya langsung ngakak guling-guling membaca SMS itu. Siapa yang butuh dana? kenapa gak langsung telp? Hadeh... saya hanya terperangah.
Suatu saat akan saya share kisah-kisah lucu, menggelikan dan juga beberapa romantisme masa lalu kepengurusan saya yang akan saya kemas semenarik mungkin.
Salam Sejahtera
Anggiat Tomos Sianturi
wah, terima kasih ka,,mimin senang ada yg bisa share tentang pengalam kepengurusannya...
Hapuskalo faktor yang mendukung, mimin rasa sudah cukup baik, misalnya saja kompor masak dan gitar (sekarng udah yamaha C-315, kalo yamaha G-2000 masih ada walaupun tidak sebagus dulu)...sudah ada kanopi juga, yang bisa melindungi dari terik matahari kalo teman-teman ingin duduk bersantai di luar halaman..
kalo soal komunikasi, makasi sarannya ka..semoga PMKO bisa lebih baik lagi
oh, ya ka..mungkin ka Anggiat juga bisa membagi romantisme kepengurusan pas jamannya di blog ini..
kirimin aja tulisannya di pmko.fisip.uh@gmail.com...:D