Rabu, 16 April 2014

TUHAN .. AKU MENULIS ..

Hai PMKOers....mimin senang deh, karena kemarin dapat kiriman email, yang isinya tulisan indah nan puitis. Mimin baca dan coba memasuki pikiran penulis, dan terenyuh dengan makna tersirat dari untaian kata - katanya. Penasaran kan, yuuk dibaca postingannya...



Aku menulis untuk sebaris kata yang kurangkai membentuk kalimat-kalimat yang mengalir dari bahasa kalbu, disana ada nelangsa yang jauh dari hingar bingar tangisan jiwa yang sebelumnya pernah bermain dengan celoteh-celoteh kecil bebatuan dengan kikisan air dari puncak hulu kehidupan. Aku telah terbangun dari malam panjang yang mengharap mimpi dapat membasuh kalbu dengan tetesan air matanya, dan bibirnya membelai telinga dengan bahasa-bahasa keagungan.

Dan aku mulai melangkah menuju sebuah jendela kecil untuk menelanjangi senja yang menyuguhkan bening embun. Dia dari kejauhan menari bersama biasan air dari bebatuan yang menyejukkan jiwanya sembari berkata “Tuhan aku ingin berjalan, karena aku telah menemukan secarik harapan dari jiwa yang malam dan senjanya hanya menatap mimpi dari jendela kecil untuk meminta secuil kedamaian dari-Mu, karena itu izinkan aku untuk berjalan”.


Tuhan.. dia telah berkata kepada-Mu, dan aku berkata Kepada-Mu, “aku hanya ingin bermimpi tentang taman-taman Firdaus yang dapat menenangkan jiwaku, didalamnya ditumbuhi bunga-bunga yang dari kejauhan menampakkan wajahnya yang terbangun dari pesakitan, dan aku menginginkan kepedihannya berlalu mengikuti jeritan tangis yang mengarah pada lembah-lembah kemarau, dan gelak tawa kebahagiaan dapat memecah keheningannya”.

Celotehnya mengingatkanku tentang bait-bait hidup yang telah dilaluinya, jalannya hanya menampakkan rona-rona kepedihan, dan jalan-jalan kecil dengan kerikil tajam telah menembus kakinya yang mungil. Tuhan.. aku telah banyak menyaksikan kepedihan di jalan-jalan dari pagi hingga malam kembali menyapa, tentang sekumpulan anak kecil yang sedang asyik bermain dengan debu-debu jalan dengan harapan sekeping koin dapat mengisi perut kosong mereka, dan seorang kakek yang luluh lantah dan kurus mengayuh sepeda untuk anak istri dan cucu dengan punggung terbakar mata kemarau, kecintaanku telah kuberikan buat mereka, dan buat dia yang telah mengangkatku dari gubangan lumpur kepedihan, dan menghangatkan jiwaku dari pelukan malam yang membekukan rasa, ku ingin berdoa Kepada-Mu Tuhan Yang Maha Kasih dan Maha Cinta buat dia menjadi insan yang mencintai cintanya dan menyayangi penyayangnya serta mengasihi kekasihnya, karena aku bagian dari ketiganya.

Tuhan.. aku telah berdosa kepadanya karena kelemahanku, aku hanya manusia yang selalu bermain dengan gubangan dosa sehingga aku takut akan ketidak-mampuanku menghangatkan jiwanya dari genggaman malam, ketidak-mampuanku untuk menghiburnya dari kepedihan yang selalu menyelimuti jiwanya, ketidak-mampuanku mengusir gelap dalam jiwanya yang tak satu pun cahaya meneranginya, serta ketidak-mampuanku menulis cerita kecil tentang kebahagiaan dalam jiwanya dari cerita kecil masa lalu nan kelam yang menghantuinya hingga sekarang. Tuhan.. namun, aku tidak takut meminta setitik zahra cinta-Mu untuk kuberikan padanya karena aku ingin selalu mencintai dan menyayanginya, Tuhan.. aku akan selalu meminta, karena Engkau Maha Cinta dan Maha Pemberi.

Then He said..
"My son.. Don't be worry. I'm not too deaf to hear your prayers. I'm not too blind to see your deepest heart. I'm not too old to forget about you. It just need time. I know when the time is right. Be still and keep praying."


Profile Singkat Penulis
Nama                                  : Indra Gosal
Tempat dan Tanggal Lahir    : Makassar, 21 September 1990
Jurusan                               : Ilmu Politik dan Ilmu Pemerintahan
Program Studi                      : Ilmu Politik

Angkatan                             : 2008



Makasi yah, buat kiriman tulisannya..Ditunggu kiriman-kiriman selanjutnya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ayo, jangan hanya jadi silent reader..Bersuaralah dengan memberikan komentar-komentar yang membangun..:)