Halo anak-anak Tuhan apa kabar ?
Harapan saya semoga baik-baik saja meskipun mungkin lagi menghadapi banyak
pergumulan hidup; tantangan, masalah atau berbagai persoalan hidup lainnya tetapi
selagi kita masih hidup, semua hal tersebut akan selalu ada kapan dan dimanapun
kita berada, tinggal bagaimana bentuk respon kita terhadapnya; apakah kita akan
menyerah, menggerutu, bersungut-sungut menyalahkan keadaan atau bangkit menaklukkan
setiap masalah dan tantangan yang ada.
Anyway, sebelum lanjut,
perkenankan saya mengucapkan terima kasih kepada segenap Pengurus PMKO FISIP
UNHAS 2013/2014 yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk ‘sharing experiences’ ketika masa-masa
aktif kuliah khususnya pengalaman di PMKO. Tulisan ini akan menceritakan
pengalaman pribadi, jadi saya buat dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan apa
yang saya alami, tidak ada hal yang sengaja dikonstruksi atau dibuat-buat dan
tidak bertendensi untuk meninggikan diri, mencari pujian, atau sejenisnya
karena bagi saya segala kemuliaan, pujian hanya bagi Tuhan Yesus yang empunya
pelayanan kita. Semua ini saya tulis semoga bermanfaat buat adik-adik di PMKO; baik
yang saat ini mengemban tugas mulia sebagai pengurus maupun buat adik-adik (jika
ada) yang belum memberi diri bergabung dalam PMKO.
Saya masuk UNHAS tahun 2008 di jurusan
HI. Saya mengenal PMKO sedari awal karena seperti lazimnya, kakak-kakak pengurus
melakukan sosialisasi tentang PMKO FISIP usai kelas Agama atau waktu lain yang
sudah ditentukan. Namun, sayang sekali setelah ikut sosialisasi itu, saya
hampir tidak pernah terlibat dalam kegiatan-kegiatan PMKO. Saya ingat di
semester pertama, saya hanya ikut ibadah rutin 2 kali dan ikut ibadah Natal di
bulan Januari 2009. Sebenarnya saya punya kerinduan untuk ikut aktif sejak awal
seperti teman-teman lainnya namun
ada beberapa faktor yang membuat hal tersebut tidak terjadi. Penyebab utamanya adalah saya segan datang karena diliputi perasaan malu. Saya tidak ikut JKP dan LKMK ditambah lagi 5 orang teman se-jurusan di angkatan saya yang beragama Kristen waktu itu, tidak ada yang mau saya ajak ke PMKO, saya jadi merasa canggung untuk datang sendirian. Selain itu, layaknya seorang ‘new comer’ di suatu lingkungan pasti butuh yang namanya adaptasi dan bimbingan apalagi di tengah kesibukan pengkaderan yang cukup menyita waktu, tenaga dan pikiran. Jadi, ketika tidak ada yang membimbing dengan sabar, berbagai alasan akan digunakan untuk tidak datang mengikuti persekutuan di PMKO yang sebenarnya penyebab utamanya adalah kemalasan dan itulah yang saya alami. Intinya adalah kedewasaan untuk mandiri belum saya miliki saat itu.
ada beberapa faktor yang membuat hal tersebut tidak terjadi. Penyebab utamanya adalah saya segan datang karena diliputi perasaan malu. Saya tidak ikut JKP dan LKMK ditambah lagi 5 orang teman se-jurusan di angkatan saya yang beragama Kristen waktu itu, tidak ada yang mau saya ajak ke PMKO, saya jadi merasa canggung untuk datang sendirian. Selain itu, layaknya seorang ‘new comer’ di suatu lingkungan pasti butuh yang namanya adaptasi dan bimbingan apalagi di tengah kesibukan pengkaderan yang cukup menyita waktu, tenaga dan pikiran. Jadi, ketika tidak ada yang membimbing dengan sabar, berbagai alasan akan digunakan untuk tidak datang mengikuti persekutuan di PMKO yang sebenarnya penyebab utamanya adalah kemalasan dan itulah yang saya alami. Intinya adalah kedewasaan untuk mandiri belum saya miliki saat itu.
Namun, hal itu berubah ketika
menjelang libur semester 2 sekitar bulan Juni 2009. Awalnya diajak oleh seorang
senior via sms untuk ikut terlibat dalam latihan persembahan pujian (lelang
suara) dalam rangka pencarian dana Mubes yang saat itu akan diadakan di Mamasa.
Saat itu katanya 2 gereja sudah siap
menerima sementara teman-teman yang bersedia ikut dalam persembahan pujian itu
sangat sedikit. Waktu itu masih segan juga untuk menyanggupi ajakan tersebut tetapi
saya pikir-pikir kenapa juga harus menjauhkan diri dari hal-hal yang sifatnya
membangun karakter dan kepercayaan diri apalagi jika sumbangsih (partisipasi)
kita sangat dibutuhkan untuk kegiatan yang positif apalagi ini kan untuk
pelayanan. Saya mulai berpikir bahwa mungkin inilah saatnya memberikan waktu
saya untuk Tuhan dalam pelayanan di PMKO.
Ada dua hal yang langsung saya ingat saat
itu, yakni soal menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah (Ibrani 10:25) dan
soal talenta (Matius 25:28-29). Saya mulai sadar bahwa selama ini saya sudah
menjauhkan diri dari persekutuan dan memendam talenta yang Tuhan sudah
karuniakan. Saya kemudian berkomitmen bahwa saya akan ikut pelayanan dan mulai saat
itu juga saya ikut terlibat aktif dalam pelayanan di PMKO FISIP UNHAS; mencari
dana, ikut Mubes, menjadi ketua panitia Natal 2009, menjadi koordinator dana di
kepengurusan, steering committee beberapa kepanitiaan dan aktif sebagai anggota sampai studi saya selesai
tahun 2012.
![]() |
Frederik Sarira |
Postingan di atas, merupakan kiriman tulisan dari Ka Fredy Sarira.
Wow, ternyata pengalaman Ka Fredy mirip-mirip dengan mimin. Iya ka, memang saat kita menjadi "new comer" rasanya aneh, tapi ternyata saat sudah mengenal teman-teman di PMKO dan aktif pelayanan, semua terasa menyenangkan...
Eits...cerita ka Fredy belum selesai loh..
Tetap tongkrongin grup FB PMKO atau twitternya, buat nunggu kelanjutannya...
Tetap Stay Tune...;)
Tetap tongkrongin grup FB PMKO atau twitternya, buat nunggu kelanjutannya...
Tetap Stay Tune...;)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ayo, jangan hanya jadi silent reader..Bersuaralah dengan memberikan komentar-komentar yang membangun..:)