"Orang yang sabar
melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya melebihi orang yang
merebut kota."
Kenapa di awal postingan mimin ngasih ayat ini,
karena akhir – akhir ini banyak ketidaksabaran yang menghancurkan suatu hubungan
yang sudah baik.
![]() |
Lukisan kuda troya yang diambil dari buku Mitologi Yunani ILIAS, karja Menelaos dan Yannis Stephanides terbitan Grafiti 1992 |
Kesabaran
senantiasa berkaitan dengan waktu. Orang yang sabar dapat membuktikan bahwa
dirinya mampu menunggu waktu yang tepat untuk melakukan sesuatu yang penting
pada waktu yang tepat. Homer dalam karyanya yang masyhur
bercerita tentang kemenangan tentara Yunani yang merebut kota Troya dengan
menggunakan sebuah kuda kayu berukuran besar. Kuda kayu itu ditaruh di depan
pintu gerbang kota. Penduduk yang berkerumun dan tertarik pada kuda kayu
tersebut beramai-ramai menghelanya masuk ke dalam kota. Pada malam harinya
sejumlah prajurit yang ternyata bersembunyi dalam kuda kayu itu keluar. Mereka
membuka pintu gerbang kota, sehingga pasukan Yunani yang ada di luar benteng
kota dapat menyerbu masuk ke dalam kota Troya. Begitulah cerita sukses
tentara Yunani! Kesabaran mereka menunggu tibanya malam dan dalam ruang
persembunyian yang pengap, menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam merebut
kota Troya.
Pada masa yang sulit dan serba tidak pasti ini, banyak orang sabar menanti karya Tuhan, sehingga mencari pertolongan, entah kepada kuasa gaib, kuasa uang, kekuatan fisik, kuasa tahta atau pikiran manusia yang terlepas dari hikmat Allah. Yakub tidak sabar menanti pertolongan Tuhan untuk memperoleh berkat Ishak, sehingga dengan tipu muslihatnya mengelabui Esau, memperoleh berkat dari Ishak. Akibatnya, terjadi perpisahan antara orang tua dan anak, serta putusnya ikatan persaudaraan yang berlanjut dengan permusuhan.Apakah seorang yang tidak mampu menguasai diri dapat menjadi pengayom masyarakat? Kemungkinannya sangat kecil, bahkan hampir mustahil. Menguasai diri berkaitan dengan upaya menahan keinginan dan hawa nafsu angkara murka. Kata orang, menguasai diri lebih sukar daripada menjinakkan binatang dan buas. Orang yang menguasai diri mengetahui batas kemampuan dan kelemahan lawan, sehingga bertindak pada waktu yang tepat. Sebaliknya, tidak mampu menguasai diri akan membuat emosi meledak lewat kata-kata dan tindakan yang tak terkendali. Dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal istilah "Besar pasak daripada tiang!" Peribahasa tersebut digunakan untuk menunjuk orang yang tidak mampu menguasai diri di bidang ekonomi. Bila seseorang tidak mampu mengekang nafsu membelanjakan sehingga pengeluarannya lebih besar daripada pendapatan maka kondisi keuangannya disebut besar pasak daripada tiang.

Tidak bisa dipungkiri, terkadang ketidaksabaran dan ketidakmampuan kita menguasai diri merusak hubungan kita. Ucapan kita yang kasar menyakiti perasaan sahabat, saudara, keluarga bahkan Tuhan. Keegoisan, yang membuat kita sebagai sosok yang selalu merasa benar, membuat kita tidak peka dengan keadaan dan perasaan orang lain. Membuat kita menjadi seorang pemimpin yang hanya bisa melihat kesalahan orang lain, tanpa mampu instropeksi kepada diri sendiri.
Kesabaran dan penguasaan
diri adalah cara yang paling tepat untuk menanti pemulihan dan perbaikan dari
kondisi krisis yang terjadi di PMKO. Bila kita sabar dan mampu menguasai diri,
niscaya kita tidak akan menggunakan cara-cara kekerasan dalam langkah
mewujudkan hal-hal yang baik bagi persekutuan kita. Dalam hal ini kita semua
perlu memperhatikan hikmat Salomo dan belajar untuk menerapkannya pada setiap
aspek kehidupan ini!
Likelikelike :D
BalasHapusmakasi..kiranya kita mampu menjadi sosok orang yang sabar dan mampu mengendalikan emosi
Hapus