Minggu, 04 Mei 2014

Resensi Buku : Just Do Something - Kevin DeYoung

Buku ini bukan hanya untuk anak muda.  Buku ini jauh lebih sederhana.  Buku ini tentang kehendak Allah-kehendak Allah bagi remaja-remaja yang bingung, para orang tua yang kelelahan, para kakek nenek yang sudah pension, dan ya, generasi abad ini yang suka bermain susun-acak…atau apapun kita menyebutnya.

Anda akan menemukan dalam buku ini beberapa hal mengenai kehendak Allah yang sangat khas-bagaimana membuat keputusan yang bijaksana, bagaimana memilih pekerjaan, dengan siapa kita akan menikah, dll.  Menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut bukanlah tujuan sebenarnya dari buku ini.  Tujuan sebenarnya buku ini untuk membantu kita mendengar suara Allah untuk membantu kita mendengar suara Allah untuk memberitahu agar dapat keluar dari jalan panjang tak berujung dan pada akhirnya membuat sebuah keputusan, mendapatkan suatu pekerjaan, dan mungkin, menikah.
            
Jika Allah memiliki rancangan yang indah dalam hidup kita, sebagaimana yang dikatakan dalam salah satu traktat penginjilan, mengapa Dia tidak mengatakan apa rencanaNya itu?

Ada begitu banyak keputusan yang harus  dibuat dan tidak satu pun jawaban terlihat jelas. Misalnya apa yang harus saya lakukan pada liburan kali ini? Karir seperti apa yang saya inginkan? Apakah saya ingin berkarir? Apakah saya harus menikah? Dengan siapa saya akan menikah? Apakah saya ingin memiliki anak? Berapa banyak anak? Apakah saya mau berolah raga atau ikut paduan suara di gereja? Haruskah saya melanjutkan ke pascasarjana?

Ya, Allah memiliki rencana yang spesifik bagi kehidupan kita, tetapi itu bukanlah satu-satunya yang Dia harapkan untuk kita temukan sebelum kita membuat sebuah keputusan.  Intinya, memercayai kehendak Allah berdasarkan ketetapanNya itu baik.  Mengikuti kehendak Allah berdasarkan keinginanNya adalah ketaatan.  Hanya menanti-nantikan kehendak Allah berdasarkan tuntunanNya adalah suatu kekacauan. Allah bukanlah bola 8 ajaib yang kita goncangkan dan intip setiap kali kita harus membuat keputusan.  Dia adalah Allah yang baik yang memberi kita otak, menunjukkan jalan ketaatan pada kita, dan mengundang kita untuk mengambil resiko bagi Dia. 

Beberapa alasan mengapa manusia berusaha mengetahui kehendak Allah yang spesifik dalam kehidupannya yaitu :
  1. Manusia ingin menyenangkanNya, itu hal yang baik.  Tetapi kita harus benar-benar berhenti menyengsarakan diri sendiri dengan melebih-lebihkan secara rohani setiap keputusan yang harus kita buat.
  2.  Karena kita secara alamiah cukup penakut, terlalu berhati-hati.
  3.  Kita sedang mencari kepuasan yang sempurna dalam hidup kita.  Banyak dari kita pernah mendapat kepuasan dengan sangat baik sehingga kita mulai mencari surga di bumi.  Kita kehilangan sikap sebagai seorang peziarah.  
Semua itu terjadi karena persoalan cara pandang.  Jika anda berpikir bahwa Allah menjanjika dunia akan seperti hotel berbintang lima, maka anda akan mengalami penderitaan bahkan ketika anda hidup dan hanya melalui pergumulan normal saja.  Tetapi jika anda ingat bahwa Allah menjanjikan kita akan menjadi peziarah dan dunia mungkin terasa seperti padang gurun atau bahkan sebuah penjara, maka anda mungkin akan terkejut mendapati kehidupan anda lebih bahagia. 

Suatu ketika saya bertanya pada seorang kakek yang telah berusia puluhan tahun, apakah kakek pernah memikirkan kehendak Allah dalam hidupnya.  Sang kakek menjawab, “rasanya tidak pernah, kehendak Allah tidak pernah dipertanyakan pada saya atau pernah saya pikirkan.  Saya selalu merasa bahwa keselamatan saya tergantung pada iman dan hal-hal yang saya percayai.”  Lewat percakapan singkat diatas saya menyadari bahwa kehendak Allah yang melampaui usaha untuk menaati kehendak moralNya adalah konsep yang tidak dia kenal.  “kita hanya perlu….melakukan sesuatu” 

Ada terlalu banyak beban pilihan dalam setiap keputusan kehidupan kita.  Kita cukup yakin bahwa sebagian besar diantara kita akan menjadi lebih terpuaskan jika kita tidak terlalu banyak tergoda akan kepuasan.

Dengan begitu banyak pilihan, tidak heran jika kita selalu berpikir mengenai rumput tetangga yang lebih hijau.  Kita selalu mempertimbangkan apakah mungkin akan lebih baik atau akan lebih menyenangkan mengenai sesuatu atau seseorang yang baru dsb. 

Sebagai akibatnya, setiap pilihan terasa lebih buruk daripada tidak memilih sama sekali. 
Jadi, kurangilah berbagai usaha untuk mempertimbangkan segala sesuatu, membuat sebuah perbedaan bagi Allah dengan segera, dan intinya jangan merohanikan ketidakmampuan kita dalam membuat keputusan untuk mencari kehendak Allah. 

Jalan Allah bukanlah bola Kristal ramalan.  Jalan Allah adalah hikmat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ayo, jangan hanya jadi silent reader..Bersuaralah dengan memberikan komentar-komentar yang membangun..:)