Ayat diatas sudah
sering kita baca bahkan mungkin diantara teman-teman ada yang sudah menjadikan
salah satu ayat bahkan secara keseluruhan sebagai suatu ayat hafalan contohnya
ayat 41 “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh dalam
pencobaan : roh memang penurut,tetapi daging lemah”. Setiap orang mempunyai
pergumulan dan masalah yang berbeda-beda, entah dalam keluarga, keuangan, kuliah,
pekerjaan dan masih banyak lainnya dan
masalah-masalah tersebut membuat kita tertekan, terasa sesak dalam
hati,kehilangan pengharapan dan bahkan sampai menguras air mata.
Nah sekarang kita
lihat teladan yang Tuhan Yesus lakukan ketika Dia menghadapi masa-masa yang
sangat berat sebelum Dia hendak ditangkap dan pada akhirnya disalibkan. Tuhan
Yesus hadir di dunia ini 100% manusia jadi otomatis Tuhan Yesus juga
mengalami yang namanya lapar, haus, sedih,
gentar sama seperti yang kita rasakan. Tuhan Yesus sudah sangat mengetahui bahwa Dia harus mati di kayu salib
karena memang itulah visi yang harus Dia kerjakan sampai selesai. Kira-kira
apabila anda dan saya sudah ditetapkan untuk disiksa contoh seperti Tuhan Yesus
disalibkan apa yang akan kita lakukan? Apakah kita akan menangis? lari? marah?
Saya tidak tahu persis apa yang akan terjadi.
Tapi
kembali kepada
Firman Tuhan, dikatakan disana ayat 36-39 Tuhan Yesus merasa sedih dan gentar, apakah
hanya sampai disitu saja? Tidak. Justru dimasa-masa yang berat Tuhan Yesus menambah porsi doaNya. Ya Dia
berdoa sampai 3 kali saudara-saudara. Kenapa? Karena Dia tahu yang dapat
membuat Dia kuat untuk menyelesaikan setiap visi yang BapaNya berikan hanyalah
DOA. Tuhan Yesus membuat diriNya untuk bisa connect
dengan sumber kekuatan itu sendiri. Sering kita mendengar pernyataan bahwa “doa adalah nafas orang percaya” tapi
apakah anda dan saya sudah benar-benar bernafaskan akan doa itu sendiri? Tanpa
kita bernafas kita akan mati itu berarti bagi orang percaya tanpa kita berdoa
kita akan mati secara rohani meskipun tubuh jasmani kita masih hidup dan
beraktifitas sebagimana mestinya tetapi sesungghnya kita sudah mati secara
rohani.
Coba anda dan saya
kembali merenungkan teladan yang Tuhan Yesus berikan.Tuhan Yesus menyelesaikan
visiNya sampai akhir,sampai selesai itu semua demi kita yang tidak berharga ini
dibuatNya berharga tidak terkecuali latar belakang masing-masing orang seperti
apa. Bagaimana apabila Tuhan Yesus menyerah ditengah jalan dan berhenti memikul
salib atau bahkan sampai menghukum orang-orang yang sudah menghakimi Dia (ingat
Tuhan Yesus punya kuasa untuk menghardik mereka) tetapi Dia memilih untuk
menyelesaikan sampai di bukit golgota. ketika memikul salib, Tuhan Yesus
beberapa kali jatuh karena beban yang IA
pikul.secara penilaian manusia itu sangat mustahil untuk bangkit
kembali,bagaimana tidak ? Tuhan Yesus sudah dicambuk, disiksa, diludahi, diolok-olok
bahkan di kitab Yesaya 52 : 14 dikatakan
“begitu
buruk rupanya,bukan seperti manusia lagi, dan tampaknya bukan seperti anak
manusia lagi” Sudah seperti itu keadaanNya malah disuruh pikul salib
lagi. Tetapi kekuatan DOA lah yang memampukan Tuhan Yesus untuk bangkit dan
terus berjalan menyelesaikan visiNya.
Itu berarti Tuhan
Yesus mau mengajarkan kepada kita semua apapun masalah dan pergumulan yang kita
alami,keadaan seburuk apapun atau bahkan sampai kita terpuruk dan sepertinya
tidak bisa lagi untuk bangkit dan menang tetaplah BERJUANG untuk BANGKIT
!!!! Ingat dan klaim Firman Tuhan kita keluar menjadi seorang yang lebih dari
pemenang.Apakah kita sudah mengalami hal yang sama seperti Tuhan Yesus disiksa,
disalibkan,mati dan tidak bangkit-bangkit? (Kalau Tuhan Yesus bangkit yah)
hehehehehe atau tidak kita belajar dari Rasul Paulus, ada ayatnya mengatakan
apakah yang dapat memisahkan aku dari kasih kristus? Ketelanjangan kah, kelaparan
kah dsb… apakah kita sudah mengalami hal serupa di era sekarang ini ? (klu
kelaparan pasti anak kos sering alami bedanya belum separah yang Rasul Paulus
alami hahahahahaha) Dalam menghadapi situasi, keadaan yang berat, cara kita
untuk menghadapi keadaan tersebut itulah yang membuat kita berbeda dengan orang
lain. Apakah kita mau mengambil keputusan untuk berdoa, berpuasa atau anak muda
zaman sekarang paling sering pasang di
fb, twitter dan media sosial lainnya status
yang galau-galau supaya orang tahu kalau kita sedang merana hahahaha itu
adalah pilihan !!!
Apapun yang kita alami kembai ke
Firman Tuhan. Perkatakan Firman Tuhan dalam menghadapi setiap keadaan yang diijinkan terjadi dalam hidup
kita. Dan jangan kita mencoba untuk membanding-bandingkan apa yang kita alami
dengan yang orang lain alami seperti berkata “kenapa dia santai-santai saja
tidak seperti saya banyak pergumulan bla,bla,bla,bla”. Ingatlah saudara-saudara
setiap kita dengan pelajarannya masing-masing,setiap kita
dengan prosesnya yang berbeda-beda, karena kita memiliki panggilan yang
berbeda-beda pula.Memang tidak mudah untuk menjadi orang yang kuat dalam
menghadapi tekanan,masalah yang berat tetapi anda dan saya harus belajar untuk
menguatkan dan meneguhkan hati kita masing-masing kita harus percaya bahwa Tuhan
Yesus sanggup menolong dan melepaskan semua beban kita, Tuhan Yesus sanggup
membuat kita lebih dari pemenang. Hanya pertanyaanya sekarang apakah anda dan
saya mau membangun hubungan dengan sumber kekuatan itu sendiri seperti yang
Tuhan Yesus lakukan di taman Getsemani? Mari kita renungkan bersama-sama.
God bless You
Penulis
![]() |
Deby Susan Kamawo - Anropologi 2011 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ayo, jangan hanya jadi silent reader..Bersuaralah dengan memberikan komentar-komentar yang membangun..:)