
Cara yang lebih baik berjalan dalam kehendak Allah:
"Jangan
khawatir, carilah kerajaan Allah"
Yesus
tidak ingin khawatir mengenai masa depan.
Allah mengetahui apa yang kita perlukan untuk hidup. Ketika Dia menghendaki kita meninggal, kita
akan meninggal. Kekhawatiran dan
kecemasan tidak sekedar merupakan kebiasaan buruk atau keganjilan. Kecemasan dan kekhawatiran mencerminkan hati
kita yang tidak memercayai kebaikan dan kedaulatan Allah.
Berjalan dalam kehendak Allah berarti terlebih dahulu
mencari kerajaan Allah dan kebenaranNya, maka:
- Kehendak Allah bertujuan supaya kita hidup dalam Roh.
- Supaya kita selalu bersukacita, berdoa, dan mengucapkan syukur.
- Supaya kita mengetahui kehendak Allah sehingga kita berbuah dan mengenalNya dengan baik.
- Kehendak Allah adalah agar kita dipenuhi dengan Roh kudus.
Jadi
simpulannya, menikahlah dengan seseorang, asalkan kita adalah pasangan yang
sepadan dan menikmati kebersamaan satu sama lain. Kehendak Allah bagi kehidupan kita tidaklah
terlalu rumit. Memang, hidup dalam
keserupaan dengan Kristus merupakan hal yang tidak mudah dan mengikut Kristus
memerlukan tanggung jawab besar yang tidak selalu jelas dalam segala
situasi. Tetapi sebagai suatu prinsip
yang menyeluruh, kehendak Allah bagi kehidupan kita sudah cukup jelas: Jadilah
kudus seperti Yesus, dengan kuasa Roh kudus, bagi kemuliaan Allah.
Bagaimana
Allah membimbing kita?
Pernyataan
pertama, Allah membimbing kita dengan pemeliharaanNya yang tidak terlihat
disepanjang waktu. Dia telah memberikan
keberhasilan kepada kita minggu ini karena suatu alas an. Dia telah menghadirkan kesulitan dalam
kehidupan kita minggu ini untuk alas an tertentu.
Pernyataan
kedua, Allah dapat berbicara kepada umatNya dengan berbagai cara yang berbeda,
yang membimbing manusia dengan kerjasama secara sadar.
Pernyataan
ketiga, Allah telah berbicara kepada kita dengan perantaraan putraNya. Ini berarti bahwa penyelamatan telah
dilengkapi didalam PutraNya. Penilaian
Allah atas dosa dapat dilihat dalam penilaianNya atas Kristus. Penyaliban menyampaikan dengan lantang
tentang pengampunan Allah atas para pendosa.
Seorang pria berusia 91 tahun
meninggal karena menunggu kehendak Allah
Tupelo,
Misisipi-walter Houston, yang digambarkan oleh para anggotaa keluarganya
sebagai seorang Kristen yang taat, meninggal pada hari senin pagi setelah
menunggu pimpinan yang jelas dari Allah selama 70 tahun untuk mengetahui apa
yang harus dilakukannya. Dia banyak
menghabiskan waktu berdoa, namun tidak pernah merasa puas karena doanya tak
kunjung dijawab. Kakek ini tidak pernah
memahami hidupnya tetapi merasa puas dengan berdoa tanpa henti tentang apa yang
dia ingin lakukan bagi Tuhan. Setiap
kali dia akan mengambil tindakan, dia mundur kebelakang, karena dia tidak ingin
mengecewakan Tuhan atau melawan kehendakNya dengan cara apapun.
Cerita
diatas adalah berita dari sebuah surat kabar fiktif yang sering memuat tentang
kehidupan lucu orang Kristen namun bisa jadi cerita itu nyata. Singkatnya
cerita diatas ingin membukakan kepada kita bahwa didalam kehidupan kita
terkadang kita tidak sadar, tidak pernah berbuat apa-apa dalam kehidupan kita
dengan alas an bahwa sedang menunggu kehendak Allah dalam kehidupan kita.
Sasaran
yang rendah hati dan rencana yang tidak kaku merupakan hal yang baik. Mengharapkan Allah membantu kita dengan
beberapa trik merupakan hal yang buruk.
Janganlah berdoa demikian: ”Tuhan, apabila Engkau menginginkanku untuk
pergi berkencan, maka buatlah professor saya membatalkan semua tugasnya pada
akhir pekan ini. Apabila Engkau tidak
melakukannya, maka aku akan berkata pada Josh ‘Tuhan tidak mengijinkan kita
untuk berkencan.’
Acak itu acak dan akan
selalu acak
Sayangnya, beberapa
umat Kristen lebih memercayai sabda Tuhan ketika sabda Tuhan tersebut dipilih
secara acak daripada dibaca bab demi bab, hari demi hari. Andaikan kita adalah seorang yang sedang
berjuang melawan pornografi dalam diri kita.
Kita merasa jauh dari Allah dan tidak membaca Alkitab selama berminggu
minggu. Tapi kita merasa tersentuh untuk
membacanya pagi ini. Jadi kita mengambil Alkitab dan tidak tahu harus memulai darimana, memutuskan untuk membaca khotbah
diatas bukit. Dengan sengat cepat, kita
sampai pada matius 5:8, “berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka
akan melihat Allah.” Seketika kita
merasa tertusuk sampai ke hati, benar-benar merasa bersalah sebagai akibatnya
kita merasa bersalah atas ketidaksucian kita dan merasa kehilangan penglihatan
akan Allah. Sekarang, apakah Allah ingin
kita membaca ayat terseut pada saat itu? Tentu saja Allah dapat menggunakan
ribuan ayat lainnya untuk berbicara kepada kita namun Dia menggunakan ayat tersebut
untuk berbicara secara spesifik kepada kita.
Allah melakukan hal semacam itu disetiap waktu. Dia membawa ayat-ayatNya ke dalam pikiran
kita. Dia menyampaikan khotbah yang kuat
ketika kita sangat membutuhkannya. Dia
mengarahkan kita pada bacaan kitab suci yang menyatakan apa yang dia ingin
katakan.
Jadi permasalahannya
bukanlah kemampuan Allah yang misterius untuk mengarahkan kita pada ayat yang
tepat. Permasalahannya bukan hanya pada
memperlakukan ayat yang acak sebagai ayat yang lebih suci dibandingkan jenis
bacaan lainnya dalam alkitab melainkan juga membawa ayat tersebut keluar dari
konteksnya dan membuatnya menyatakan hal yang tidak pernah dimaksudkannya.
Mungkin kita pernah
mendengar lelucon tentang seseorang yang sedang menginginkan firman Tuhan
secara khusus bagi dirinya dan yang terjadi justru dia menemukan matius 27:5
dimana dikatakan bahwa Yudas” lalu pergi dari situ dan menggantung diri.” Merasa tidak puas dengan sabda hari ini,
orang ini membuka halaman lain dalam alkitab, dimana matanya meliha Lukas
10:37, “Kata Yesus kepadanya:’pergilah, dan perbuatlah demikian’!”
Kehidupan
yang tidak sia-sia
Kitab pengkhotbah
mungkin tampak sebagai kitab yang aneh, namun sesungguhnya jauh lebih
relevan. Terlalu banyak diantara kita
yang mengejar angin, mencari kepuasan dalam pekerjaan, keluarga, dan
kesuksesan, semuanya merupakan hal yang baik, namun semuanya tidak memberikan
kepuasan yang berarti.
Kehendak Allah atas
kehidupan kita lebih mudah dan lebih sederhana, lebih keras, dan lebih mudah
daripada yang kita bayangkan. Sederhana,
karena tidak ada rahasia yang perlu kita buka.
Lebih keras, karena penyangkalan diri kita, melayani orang lain, dan
mematuhi Allah lebih sulit daripada mengambil pekerjaan yang baru dan berpindah
kekota lain.
Jadi akhir
permasalahannya adalah seperti ini : Hiduplah bagi Allah. Taatilah kitab suci. Pikirkanlah orang lain sebelum memikirkan
diri kita sendiri. Jadilah kudus. Kasihilah Yesus. Dan ketika kita melakukan semua hal ini,
lakukanlah apa pun yang kita sukai, dengan siapa pun yang kita sukai, dan kita
akan berjalan dalam kehendak Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ayo, jangan hanya jadi silent reader..Bersuaralah dengan memberikan komentar-komentar yang membangun..:)